0857.1643.6424 | Cara Terapi Diri Sendiri Agar Percaya Diri
Cara Terapi Diri Sendiri Agar Percaya Diri dengan Terapi THT
Kita mendengar bahwa kita harus terus memperbaiki diri hari demi hari. Ketidak sempurnaan manusia memicu proses pengembangan diri yang terus menerus sepanjang hidupnya. Tapi pertanyaannya adalah apakah memperbaiki diri itu gampang? Berdasarkan pengalaman pribadi, tidak seperti yang kubayangkan dimana perubahan itu tidak terjadi sesederhana teori yang ada di buku maupun di video video motivasi di Youtube. Pada prakteknya, perbaikan dirimembutuhkan semangat ekstra dan willpower yang menyala nyala agar kita bisa tetap melaksanakan program perbaikan diri.
Lalu apa hubungannya dengan THT ? THT disini bukan singkatan dari Telinga Hidung dan Tenggorokan seperti yang biasa kita kenal namun The Heart Techniques, suatu teknik swa terapi yang mampu melepaskan emosi emosi negative dan positif yang menghambat kemajuan seseorang. Sudah banyak cara yang aku pakai untuk mengembangkan diri, seperti baca buku, nonton video , belajar hipnoterapi, kundalini. Dsb namun hasilnya sampai saat ini belum terasa maksimal. Akhirnya secara tak sengaja saya menemukan pelatihan The Heart Techniques, suatu mini workshop tentang teknik swa terapi terbaru yang diciptakan oleh Pak Adi W Gunawan, salah satu pakar hipnoterapis dan pengembangan diri. Terus terang salah satu hal yang menarik adalah biaya pelatihan yang “hanya” Rp 250.000,- Kenapa saya bilang hanya karena biasanya workshop workshop pengembangan diri pasti tidak murah diangkja jutaan rupiah tapi ini bisa jauh lebih murah daripada workshop workshop sejenis, tentu sayang kalau dilewatkan. Walaupun sempat bersitegang dengan seorang peserta yang dating lebih dahulu namun ilmu The Heart Techniques ini ternyata cukup mudah dipraktekkan dan sepertinya cukup ampuh dalam menghadapi masalah emosi yang lama mengendap dalam diri kita.
Ada penghalang dalam diri kita yang berusaha keras menolak terjadinya perubahan. Baginya perubahan atau perbaikan diri merupakan ancaman dan harus dilawan. Sepertinya ada bagian dari diri kita yang tidak rela jika masalah itu diatasi karena sudah berlangsung cukup lama dan menimbulkan kesan yang menyenangkan dan mendalam.
Aku sering mengalaminya setiap aku memasukkan ide baru yang akan mengubah cara berpikirku. Maka cara berpikirku yang baru itu hanya kuat dalam jangka waktu maksimal 3 hari. Setelah itu cara berpikir lama akan kembali membuat cara berpikir yang baru itu seperti tak ada manfaatnya dan ujung-ujungnya selah mengajakku kembali ke cara berpikir lama yang sebenarnya mengganggukemajuan hidupku.
Hal itu terjadi berulang kali dan biasanya aku berada dalam posisi yang kalah dan melupakan cara berpikirku yang baru dan kembali ke cara berpikirku yang lama.
Memperbaiki diri itu bukanlah sesuatu yanginstan, perlu kesungguhan dan upaya keras yang berkesinambungan dan konsisten.
Akan ada banyak hambatan ketika kita memutuskan untuk memperbaiki diri, baik berasal dari diri sendiri ysng berupa kemalasan, ketidak disiplinan diri, dan ketidak sabaran.
Budaya instan sering menuntu hasil seketika dari upaya yang kita lakukan, padahal memperbaiki diri itu tidaklah mudah walaupun kelihatannya sederhana. Manusia adalah makhluk yang kompleks, ada banyak hal yang menyebabkan kita bersikapdan berperilaku tertentu.
Hambatan dari luar adalah lingkungan di sekitar kita, orang-orang yang biasa kita jumpai sehari-hari. Keinginan seseorang untuk memperbaiki diri belum tentu mendapatkan atau dorongan yang sesuai dari orang-orang yang ada disekitar kita. Apalagi kalua orang-orang itu menolak untuk turut memperbaiki diri dengan berbagai alasan. Maka, yang sering terjadi adalah seseorang yang berinisiatif diri justru mengurungkan niatnya karena faktor lingkungan tadi.
Ajakan untuk memperbaiki diri memang santer terdengar, terutama dalam ceramah-ceramah keagamaan. Menolak memperbaiki diri berarti kita merasa telah puas dengan keadaan diri kita sendiri dan memandang bahwa konsep perbaikan diri sebagai tidak diperlukan. Tapi apakah benar orang tak mau memperbaiki diri dan berubah?
Konsep perbaikan diri jelas searah dengan konsep perubahan diri. Orang yang ingin berubah, pastinya harus memperbaiki dirinya.
Lalu apa hubungannya dengan THT ? THT disini bukan singkatan dari Telinga Hidung dan Tenggorokan seperti yang biasa kita kenal namun The Heart Techniques, suatu teknik swa terapi yang mampu melepaskan emosi emosi negative dan positif yang menghambat kemajuan seseorang. Sudah banyak cara yang aku pakai untuk mengembangkan diri, seperti baca buku, nonton video , belajar hipnoterapi, kundalini. Dsb namun hasilnya sampai saat ini belum terasa maksimal. Akhirnya secara tak sengaja saya menemukan pelatihan The Heart Techniques, suatu mini workshop tentang teknik swa terapi terbaru yang diciptakan oleh Pak Adi W Gunawan, salah satu pakar hipnoterapis dan pengembangan diri. Terus terang salah satu hal yang menarik adalah biaya pelatihan yang “hanya” Rp 250.000,- Kenapa saya bilang hanya karena biasanya workshop workshop pengembangan diri pasti tidak murah diangkja jutaan rupiah tapi ini bisa jauh lebih murah daripada workshop workshop sejenis, tentu sayang kalau dilewatkan. Walaupun sempat bersitegang dengan seorang peserta yang dating lebih dahulu namun ilmu The Heart Techniques ini ternyata cukup mudah dipraktekkan dan sepertinya cukup ampuh dalam menghadapi masalah emosi yang lama mengendap dalam diri kita.
Ada penghalang dalam diri kita yang berusaha keras menolak terjadinya perubahan. Baginya perubahan atau perbaikan diri merupakan ancaman dan harus dilawan. Sepertinya ada bagian dari diri kita yang tidak rela jika masalah itu diatasi karena sudah berlangsung cukup lama dan menimbulkan kesan yang menyenangkan dan mendalam.
Aku sering mengalaminya setiap aku memasukkan ide baru yang akan mengubah cara berpikirku. Maka cara berpikirku yang baru itu hanya kuat dalam jangka waktu maksimal 3 hari. Setelah itu cara berpikir lama akan kembali membuat cara berpikir yang baru itu seperti tak ada manfaatnya dan ujung-ujungnya selah mengajakku kembali ke cara berpikir lama yang sebenarnya mengganggukemajuan hidupku.
Hal itu terjadi berulang kali dan biasanya aku berada dalam posisi yang kalah dan melupakan cara berpikirku yang baru dan kembali ke cara berpikirku yang lama.
Memperbaiki diri itu bukanlah sesuatu yanginstan, perlu kesungguhan dan upaya keras yang berkesinambungan dan konsisten.
Akan ada banyak hambatan ketika kita memutuskan untuk memperbaiki diri, baik berasal dari diri sendiri ysng berupa kemalasan, ketidak disiplinan diri, dan ketidak sabaran.
Budaya instan sering menuntu hasil seketika dari upaya yang kita lakukan, padahal memperbaiki diri itu tidaklah mudah walaupun kelihatannya sederhana. Manusia adalah makhluk yang kompleks, ada banyak hal yang menyebabkan kita bersikapdan berperilaku tertentu.
Hambatan dari luar adalah lingkungan di sekitar kita, orang-orang yang biasa kita jumpai sehari-hari. Keinginan seseorang untuk memperbaiki diri belum tentu mendapatkan atau dorongan yang sesuai dari orang-orang yang ada disekitar kita. Apalagi kalua orang-orang itu menolak untuk turut memperbaiki diri dengan berbagai alasan. Maka, yang sering terjadi adalah seseorang yang berinisiatif diri justru mengurungkan niatnya karena faktor lingkungan tadi.
Ajakan untuk memperbaiki diri memang santer terdengar, terutama dalam ceramah-ceramah keagamaan. Menolak memperbaiki diri berarti kita merasa telah puas dengan keadaan diri kita sendiri dan memandang bahwa konsep perbaikan diri sebagai tidak diperlukan. Tapi apakah benar orang tak mau memperbaiki diri dan berubah?
Konsep perbaikan diri jelas searah dengan konsep perubahan diri. Orang yang ingin berubah, pastinya harus memperbaiki dirinya.
Belum ada Komentar untuk "0857.1643.6424 | Cara Terapi Diri Sendiri Agar Percaya Diri"
Posting Komentar